Edukasi

SENGON

SENGON
Tahun Penanaman : 2016
Bahasa Indonesia : Sengon
Bahasa Jawa : Sengon
Bahasa Inggris : Silk tree/Chinese albizia
Bahasa Latin : Albizia chinensis


Akar : Jenis akar sengon berupa akar tunggang. Sistem perakaran pada pohon sengon mengandung nodul-nodul akar. Sebab akar tanaman ini bersimbiosis dengan salah bakteri, yaitu Rhizobium. Nodul yang dihasilkan dari simbiosis ini memberi manfaat yang besar bagi lingkungan sekitar, terutama untuk akar itu sendiri.

Berkat nodul pada akar sengon maka proses penyediaan nitrogen di dalam tanah dan juga porositas tanah menjadi lebih baik. Hasilnya, tanah yang ada di sekitar akar menjadi lebih subur dan jenis tanah ini sangat cocok ditanami tumbuhan palawija.

Batang : Sengon merupakan salah satu pohon yang tumbuh dengan cepat di dunia. Ketika umur 1 tahun tingginya dapat mencapai 7 meter, dan pada saat berusia 12 tahun tingginya mencapai 39 meter. Dengan tinggi tersebut, diameter tanaman ini mencapai 60 cm lebih dan tinggi cabang 10–30 m. Kulitnya licin, berwarna abu-abu atau kehijau-hijauan.

Pohon ini biasanya berukuran lumayan besar dan tinggi total mencapai 40 meter dan tinggi bebas cabang 20 meter. Sengon yang berusia tua diameternya mencapai 1 meter, bahkan bisa lebih. Pada umumnya, batangnya tidak berbanir, tumbuh lurus, dan bentuknya silindris.

Tajuknya melebar dan mendatar. Apabila tanaman ini tumbuh di lokasi terbuka kanopinya akan berbentuk kubah atau payung.

Daun : Daun pohon sengon menjadi pakanan ternak karena mengandung protein tinggi. Jenis hewan ternak yang biasanya mengonsumsi yaitu sapi, kerbau, dan kambing. Ketika daun berguguran menjadi pupuk hijau bagi tanah dan tanaman di sekitarnya. Tajuk pohonnya menyerupai perisai dan rindang. Di beberapa area perkebunan pohon ini juga dimanfaatkan sebagai tanaman penaung. Kumpulan daunnya tersusun majemuk, menyirip ganda, dan panjang sekitar 23–30 cm. Anak daunnya kecil, banyak, berpasangan, dan terdiri dari 15–20 pasang di setiap tangkai (sumbu).

Bentuknya lonjong, dan pendek ke arah ujung. Bagian atas daun, permukaannya berwarna hijau pupus dan tidak berbulu. Pada bagian bawah warnanya lebih pucat dan terdapat rambut-rambut halus.

Bunga : Bunga pohon sengon tersusun dalam malai, panjangnya 12 mm, warna putih kekuningan dan sedikit berbulu. Bentuknya menyerupai saluran atau lonceng.

Bunga tanaman ini mempunyai dua kelamin, panjangnya 10–15 cm, letaknya di aksiler (ketiak). Bagian tepi kelopaknya bergerigi, tabung mahkota bentuknya corang, berwarna putik kekuningan. Jumlah dari kelopak dan mahkotanya masing-masing ada 5 helai, mempunyai satu putik, warnanya putih kekuningan dan benang sari yang banyak, berwarna putih pada pangkal bersatu menjadi tabung. Pada umumnya, tanaman sengon berbunga ketika memasuki bulan Maret sampai Juni, dan Oktober sampai Desember. Tetapi kondisi ini dapat berubah tergantung pada iklim. Keadaan iklim, terutama saat musim hujan, sinar matahari dan suhu udara mempengaruhi pembungaan tumbuhan ini. Pohon sengon baru akan berbunga ketika berusia 3 tahun lebih.

Buah ; Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, tidak bersayap, tidak mempunyai sekat dan panjangnya 10–13 cm dan lebar 2 cm. Di setiap buah polong berisi 15–20 biji.

Pada usia muda, buah berwarna hijau, dan akan berubah menjadi kuning sampai coklat kehitaman ketika usia tua. Apabila buah sudah masak, bijinya akan terlepas secara alamiah.

Biji

Biji dari tanaman ini tergolong ortodok, yaitu dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang, asalkan kadar airnya rendah (6-8%). Berwarna hijau pada usia muda, dan berubah menjadi kuning kecoklatan di usia tua. bentuknya pipih dan kulitnya tebal, tidak bersayap, dan tanpa endosperma (lebarnya 3-4 mm dan panjang 6-7 mm).


MANFAAT

Kayu pohon sengon dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan papan, peti mati, penyekat, pengecoran semen, industri korek api, pembuatan pensil, papan partikel, dan bahan baku pulp kertas.

Tekstur kayu sengon biasanya berserat halus dan sedikit kasar apabila diraba.